Kasus Bunuh Diri Naik: Simak 3 Langkah Pencegahan dalam Islam
TATSQIF ONLINE – Beragam berita percobaan dan aksi bunuh diri semakin sering terlihat di media sosial. Perkara ini membuat Warganet resah.
Bersumber pada laman Katadata Media Network, laporan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) dari Kepolisian RI (Polri) mencatat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari – 15 Maret 2024. Sepanjang tahun 2023 sebelumnya, ada 451 aksi penghilangan nyawa oleh diri sendiri.
Jawa Tengah menjadi lokasi pelaporan kasus bunuh diri terbanyak, yaitu 97 kasus. Disusul 47 kasus bunuh diri di Jawa Timur dan 31 kasus di Bali pada periode yang sama.
Banyaknya kasus di tiga bulan pertama tahun 2024 hampir lebih dari setengah kasus bunuh diri pada tahun 2023. Penyebab dari kasus bunuh diri yang seakan menjadi tren sebagian besar adalah depresi. Alasan kedua adalah faktor ekonomi.
Indonesia merupakan negara mayoritas pemeluk agama Islam. Apabila melihat maraknya kasus bunuh diri, bagaimana Islam memandang fenomena mengerikan ini?
BACA JUGA: Bunuh Diri: Wabah yang ‘Menular’ dan Cara Menyelamatkan Nyawa
Fenomena Bunuh Diri dalam Kacamata Islam
Mengutip darii laman Jurnalistik Tsirwah, bahwa membunuh diri sendiri adalah perbuatan yang haram dalam Islam. Setiap muslim perlu mengingat bahwa bunuh diri merupakan dosa besar.
Perkara tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29-30:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Pelaku aksi bunuh diri akan mendapatkan hukuman yang mengerikan di akhirat kelak. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah Shallalahu A’laihi Wasallam berikut:
وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَىْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula,” (HR Bukhari dan Muslim).
Mengacu pada ayat dan hadis mengenai bunuh diri, pencegahan kasus ini harus ditingkatkan. Hal ini mencakup peningkatan kesadaran masyarakat dan penyediaan dukungan bagi yang berisiko.
3 Langkah Islam Mencegah Aksi Bunuh Diri
Bunuh diri adalah solusi dari pemikiran seseorang yang merasa masalahnya sulit selesai. Awalnya, mereka merasa hanya sendiri dan tidak ada orang lain yang membantu. Maka, pencegahan aksi bunuh diri membutuhkan kerja sama banyak pihak.
Merujuk pada saluran YouTube @Muhammad Nuzul Dzikri dalam kajiannya, “Temanku Mengeluh Ingin Bunuh Diri,” ada tiga langkah untuk mencegah aksi bunuh diri bagi seorang muslim. Berikut ulasannya:
1. Seorang Muslim Wajib Menyadari Kelemahan Diri
Ketika masalah menimpa, hal pertama yang harus disadari adalah bahwa manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah. Ini berlandaskan pada firman-Nya dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 28:
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا
Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah.”
Kebanyakan kasus bunuh diri berawal dari keengganan seseorang untuk meminta bantuan. Saatnya menghindari terlalu mengandalkan kekuatan diri, karena sejatinya Allah SWT selalu menunggu hamba-Nya berdoa dan meminta pertolongan.
Selain memohon bantuan kepada Allah SWT, manusia juga harus berusaha mencari pertolongan profesional saat muncul keinginan bunuh diri. Seorang muslim tidak perlu merasa malu untuk menemui psikolog atau psikiater, karena ini bukanlah aib.
BACA JUGA: 4 Aspek Urgensi Muhasabah: Ternyata Nomor 3 Sering Terlupakan
2. Belajar Menjadi Pendengar yang Baik
Ustadz Nuzul Dzikri berkata, “Kalau ada teman atau orang terdekat berniat ingin bunuh diri, maka dengarkan curhatnya dan berikan harapan.” Seorang manusia wajib bersyukur ketika memiliki indera pendengaran yang berfungsi.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 78:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”
Manusia tidak bisa hidup sendiri; oleh karena itu, menjadi pendengar yang baik adalah tugas setiap insan. Dalam peran apa pun—sebagai orang tua, anak, kakak, adik, suami, istri, teman, atau sepupu—seseorang harus siap untuk saling mendengarkan.
3. Sesama Muslim Harus Saling Memberi Nasihat
Pendengar yang baik mampu memahami dan mendengarkan masalah orang lain secara mendalam. Kemudian, ia dapat memberikan nasihat yang konstruktif kepada orang-orang terdekat yang mengalami krisis atau niat bunuh diri.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-‘Asr ayat 1-3:
وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Masalah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah SWT. Tugas sesama manusia adalah saling menasihati agar bersabar dalam menghadapinya.
Selain itu, harus membantu semampunya dan mengingatkan bahwa keinginan bunuh diri itu hanya bisikan setan. Begitu pula saling menasihati perkara qada dan qadar.
Qadha’ adalah keputusan final dan pasti Allah mengenai segala sesuatu di alam semesta, sementara Qadar adalah ukuran atau takdir yang Allah tentukan untuk setiap kejadian. Keduanya menggambarkan keyakinan bahwa Allah telah merencanakan dan menentukan segala hal dengan kebijaksanaan-Nya.
Memahami qadha‘ dan qadar membuat seseorang tidak terlalu fokus pada hasil usahanya, karena segala ketentuan adalah wewenang Allah SWT. Orang yang ingin bunuh diri sering kali terjebak dalam kekhawatiran tentang hasil, padahal segala daya upaya berada dalam kekuasaan Allah.
Keinginan untuk bunuh diri dapat mereda dengan meminta pertolongan dari Allah, mendengarkan dukungan dari orang terdekat, dan menerima nasihat saat menghadapi masalah. Dengan cara ini, seseorang dapat menemukan kembali harapan dan mengatasi krisis yang mereka alami.Wallahu A’lam
Author: Triana Amalia (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)