Imam Hafs: Perawi Qira’at Paling Masyhur, Begini Profilnya
TATSQIF ONLINE – Membaca, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan ibadah paling baik. Orang yang senantiasa dekat dengan Al-Qur’an akan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu menjadi sebaik-baiknya manusia.
Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadisnya:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya,” (HR Bukhari).
Sebagian besar mushaf Al-Qur’an yang ada di Indonesia merupakan mushaf dengan qira’at Hafs dari Ashim. Qira’at Ashim yang diriwayatkan oleh Imam Hafs adalah qira’at yang paling banyak dipakai di Indonesia.
BACA JUGA: Profil singkat Imam Ashim: Guru Besar Ilmu Qira’at
Biografi Singkat Imam Hafs
Nama lengkapnya adalah Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah bin Abi Daud al-Asadi al-Kufi al-Bazzar, lebih dikenal dengan nama Hafs bin Sulaiman. Beliau lahir pada tahun 90 Hijriyah dan wafat pada tahun 180 Hijriyah. Imam Hafs merupakan perawi qira’at Ashim sekaligus anak tiri dari Imam Ashim.
Sanad Imam Hafs
Imam Hafs banyak mempelajari ilmu Al-Qur’an dari Imam Ashim, yang bersambung sanad-nya ke Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.
Berikut sanad keilmuan Imam Hafs:
Murid-murid Imam Hafs
Setelah menguasai ilmu Al-Qur’an dari Imam Ashim, Imam Hafs menggantikan ayahnya untuk mengajar di bidang Al-Qur’an. Banyak penuntut ilmu yang belajar kepada Imam Hafs, di antaranya adalah: Husain bin Muhammad al-Maruzi, Amr bin al-Shabbah, Ubaid bin Shabbah, Al-Fadhil bin Yahya al-Anbari dan Abu Syuaib al-Qawwas.
Kemasyhuran Riwayat Imam Hafs
Imam Hafs dikenal sebagai ulama yang ahli di bidang Al-Qur’an. Selain mengajar di Kufah, beliau pernah mengembara dan mengajar di Baghdad dan Makkah. Banyak murid dari berbagai negara yang belajar dan mengambil ilmu dari beliau.
Setelah selesai belajar, murid-murid Imam Hafs kembali ke negaranya masing-masing dan menyebarkan apa yang telah diajarkan oleh Imam Hafs. Hal ini sangat mempengaruhi penyebaran riwayat Imam Hafs ke berbagai penjuru dunia. Karena kemasyhuran riwayatnya, banyak mushaf di berbagai belahan dunia yang dicetak menggunakan riwayat Imam Hafs.
Imam Hafs menyatakan bahwa riwayat bacaannya tidak ada yang menyalahi dan bertolak belakang dengan qira’at Imam Ashim kecuali pada satu kata, yaitu pada surat Ar Rum ayat 54 berikut ini:
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.”
Pada kata ضعفا dan ضعف, Imam Hafs membaca dengan harakat dhammah (pada huruf dhad), sedangkan Imam Ashim membaca dengan harakat fathah. Hal ini yang menjadikan bacaan tersebut dalam riwayat Imam Hafs memiliki dua cara (wajh), yaitu bisa dibaca dengan fathah ataupun dhammah.
Wallahu A’lam
Oleh Uswatun Jayanah
-
Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.
Lihat semua pos Lecturer -