Hakikat Wujud Allah dalam Konsep Tauhid Islam, Simak Uraiannya
TATSQIF ONLINE – Pembahasan mengenai wujud Allah adalah suatu topik fundamental dalam ilmu tauhid, yang wajib diketahui oleh setiap Muslim. Hal ini selaras dengan kewajiban seorang hamba untuk mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Dengan memahami wujud Allah, seorang Muslim akan lebih mengenal posisinya sebagai hamba dan memahami bagaimana seharusnya ia beribadah kepada-Nya sesuai dengan tuntunan syariat.
Mengetahui Wujud Allah (مَعْرِفَةُ وُجُوْدِ اللهِ)
Sebagaimana seseorang yang melihat mobil bergerak pasti meyakini adanya sopir yang mengendalikannya, demikian pula ketika kita melihat keteraturan alam semesta, pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah At-Thur [52]: 35-36:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ * أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَل لَا يُوقِنُونَ
Keyakinan terhadap wujud Allah dapat dibuktikan melalui empat pendekatan utama: fitrah, dalil syar’i, dalil inderawi, dan dalil akal.
1. Dalil Fitrah
Fitrah manusia secara alami mengakui keberadaan Sang Pencipta tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi,”(HR Al-Bukhari).
Allah SWT juga menegaskan dalam firman-Nya dalam Alquran Surah Al-A’raf [7]: 172-173:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam fitrah manusia tertanam pengakuan akan keberadaan Allah SWT.
2. Dalil Indrawi (Al-Hissiy)
Keberadaan Allah SWT juga dapat dibuktikan melalui pengalaman inderawi, antara lain:
a. Dikabulkannya doa
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Anbiya’ [21]: 76:
وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِن قَبْلُ فَٱسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥ مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ
b. Mukjizat para nabi
Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada para nabi sebagai bukti kenabian mereka. Beberapa contoh mukjizat yang membuktikan wujud Allah:
Nabi Musa AS membelah laut. Allah berfirman dalam QS. Asy-Syu’ara [26]: 63):
فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ
Nabi Isa AS menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Allah berfirman dalam (QS. Ali ‘Imran [3]: 49):
وَأُحْيِ ٱلْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ ٱللَّهِ
Nabi Muhammad SAW membelah bulan. Allah berfirman dalam alquran Surah (QS. Al-Qamar [54]: 1-2):
ٱقْتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلْقَمَرُ * وَإِن يَرَوْا۟ ءَايَةًۭ يُعْرِضُوا۟ وَيَقُولُوا۟ سِحْرٌۭ مُّسْتَمِرٌّ
3. Dalil Akal (Dalil ‘Aqli)
Dalil akal menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada pasti memiliki pencipta. Tidak mungkin sesuatu ada dengan sendirinya tanpa sebab. Allah SWT berfirman dalam (QS. At-Thur [52]: 36):
أَمْ خَلَقُوا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بَل لَّا يُوقِنُونَ
Sebagai contoh, tidak ada orang yang akan percaya bahwa sebuah bangunan muncul dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya. Begitu pula, alam semesta yang begitu kompleks dan teratur pasti memiliki pencipta yang Maha Kuasa.
4. Dalil Syar’i
Dalil syar’i menunjukkan bahwa ajaran para nabi yang penuh dengan kebijaksanaan dan manfaat bagi kehidupan manusia merupakan bukti bahwa mereka diutus oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam (QS. Ibrahim [14]: 10):
قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِى ٱللَّهِ شَكٌّۭ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّۭى قَالُوٓا۟ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍ
Ajaran tauhid yang dibawa oleh para nabi selalu mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, dan semua bentuk ibadah harus ditujukan kepada-Nya semata.
Kesimpulan
Wujud Allah adalah suatu keyakinan yang tidak dapat disangkal oleh fitrah manusia, dalil syar’i, dalil akal, maupun bukti-bukti inderawi. Keberadaan Allah dapat kita pahami melalui keteraturan alam semesta, terkabulnya doa, mukjizat para nabi, serta kebijaksanaan ajaran Islam. Dengan memahami dan mengimani wujud Allah, seorang Muslim akan semakin teguh dalam keimanannya dan semakin sadar akan tugasnya sebagai hamba untuk beribadah hanya kepada-Nya. Wallahua’lam.
Adinda Lumito (Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Bagaimana cara kamu menjaga keseimbangan antara pemahaman wujud Allah dan kehidupan sehari-hari?
Dalil aqli atau akal menegaskan bahwa
segala sesuatu yang ada pasti memiliki pencipta. Bagaimana kita bisa menggunakan dalil ini dalam dialog dengan orang-orang yang meragukan keberadaan Allah?
Bagaimana Islam memahami konsep Takwa(ketaqwaan) dalam hubungan dengan wujud Allah?
Apa peran hakikat wujud Allah dalam kehidupan masyarakat dalam konsep tauhid Islam
Bagaimana hubungan antara dalil akal dan dalil syar i dalam membuktikan keberadaan allah
Bagaimana cara kita mengontrol pikiran atau logika kita agar tidak memikirkan bagaimana wujud Allah tetapi cukup meyakini keberadaannya di tengah maraknya para filsuf yang murtad setelah mengkaji mengenai wujud Allah?
Bagaimana cara mengetahui wujud allah melalui ayat- ayat Al Qur’an