DOKUMEN TATSQIF – Mengutip dari jurnal yang berjudul Iptek dalam Perspektif Al-Qur’an oleh Asep Sunarko, bahwa seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan menyentuh hampir semua aspek kehidupan masyarakat modern. Teknologi informasi, misalnya, memungkinkan petani di pedalaman dan nelayan di pesisir untuk mengikuti peristiwa dunia melalui media elektronik. Namun, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri juga membawa dampak negatif bagi kehidupan.
Perkembangan ini mempercepat transformasi informasi dan membuat dunia terasa lebih kecil. Meski begitu, kemajuan teknologi juga mengancam kelangsungan hidup manusia dan lingkungan, seperti melalui nuklir dan persenjataan modern. Selain itu, ilmu pengetahuan terkait erat dengan struktur sosial dan politik yang sering menyebabkan kemiskinan dan ketimpangan.
Walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak manfaat dan kemajuan bagi peradaban manusia, dampak negatifnya tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, para ilmuwan perlu mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdaya guna dan minim dampak buruk.
Islam, dengan nilai-nilai etisnya, dapat berfungsi sebagai dasar pijakan dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Muslim dulu menjadi pionir dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, jauh sebelum era Galileo dan Copernicus. Ini menunjukkan bahwa prinsip dasar ilmu pengetahuan telah disusun oleh ilmuwan Muslim. Tulisan ini berusaha mengkaji konsep ilmu dan teknologi dalam perspektif Al-Qur’an.
Perspektif Al-Qur’an Terhadap IPTEK
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilihat dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW di gua Hira. Allah berfirman dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5, yang memerintahkan untuk membaca dan menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Kata “Iqra” berarti membaca dan memiliki makna luas yang mencakup mengkaji, menelaah, mendalami, meneliti, dan mengetahui suatu objek.
Dalam surat Al-‘Alaq, objek yang harus dibaca tidak disebutkan secara spesifik, mengindikasikan bahwa umat Islam harus membaca segala hal, termasuk ilmu politik, fisika, sosial, ekonomi, biologi, dan agama. Proses membaca harus dimulai dengan “Bismirobbik” (menyebut nama Allah), mengakui bahwa semua ilmu milik Allah, dan manusia memiliki keterbatasan. Ini juga merupakan permohonan agar ilmu yang dikaji bermanfaat dan memperkuat iman kepada Allah.
Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama ini menunjukkan pentingnya kecakapan membaca yang diperoleh melalui pengulangan, untuk menghasilkan pengetahuan baru. Wahyu pertama ini juga mengisyaratkan dua cara perolehan ilmu pengetahuan, yaitu melalui pena dan bacaan, yang keduanya bersumber dari Allah SWT.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai materi ini, silahkan klik download.
4 komentar pada “Perspektif Al-Qur’an Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”
Bagaimana Al-Qur’an mempengaruhi pandangan kita tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi? Apakah terdapat ayat-ayat tertentu yang menyoroti pentingnya pengetahuan dan pemikiran dalam Al-Qur’an? Bagaimana kita dapat menggabungkan pemahaman Al-Qur’an dengan perkembangan IPTek modern?
Bagaimana pendapat pemakalah perkembangan ilmu pengetahuan dan thecnologi ummat islam pada saat ini?
Bagaimana Al-Qur’an menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai spiritual?
Bagaimana Alquran dalam memberikan dorongan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?