DOKUMEN TATSQIF – Muhammad Arkoun, seorang pemikir Islam kontemporer, mengatakan bahwa Al-Qur’an selalu memiliki kemungkinan arti yang tidak terbatas karena ayat-ayatnya terbuka untuk diinterpretasi dengan makna baru.
Hal ini menyebabkan Al-Qur’an tidak pernah pasti dan tertutup dalam satu interpretasi tunggal. Selama berjalannya waktu, Al-Qur’an akan selalu mengalami perkembangan penafsiran sesuai dengan latar belakang sang penafsir.
Pembahasan tentang muhkam dan mutasyabih telah menjadi fokus utama dalam kajian Al-Qur’an dan tafsir sejak turunnya Al-Qur’an hingga saat ini. Para ulama memberikan perhatian besar terhadap tema ini. Salah satu contohnya adalah ‘Alamuddin al-Sakhawi (w.643 H), seorang ulama abad ketujuh yang menulis sebuah kitab dalam bentuk nazhm yang berjudul al-Manzhumah al-Sakhawiyah.
Umat Islam percaya bahwa tujuan utama turunnya Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai pemisah antara yang benar dan yang salah. Al-Qur’an memuat semua yang dibutuhkan manusia, baik urusan agama maupun dunia mereka.
Namun, tidak semua ayat Al-Qur’an langsung dapat dipahami manusia. Ada ayat-ayat yang muhkam, yang memiliki makna tunggal, dan ada juga yang mutasyabih, yang memerlukan penafsiran agar maksudnya dapat dipahami.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai materi ayat-ayat muhkamat, silahkan klik download.
9 komentar pada “Ayat Muhkam dalam Al-Qur’an: Makna dan Implikasinya”
Apakah ayat muhkam dapat di jadikan sebagai hujjah ?
bagaimana peran ayat muhkam dalam memahami dan menafsirkan ayat Al-Qur’an Secara komprehensif
Apakah ayat muhkam itu tidak perlu penafsiran lebih dalam?
Bagaimana cara kita mengetahui sebuah ayat itu dikatakan ayat muhkam
Apa yg di maksud dengan ta’wil cobak jelaskan
Menurut pendapat anda apa alasan diturunkannya ayat mutasyabihat??
Bagaimana cara mengetahui perbedaan antara ayat muhkam dan mutasyabih?
Bagaimana mana cara kita mengetahui Al Qur’an mengalami perkembangan penafsiran?
Artikelnya Bagus dan menarik