MuslimahTokoh & Sejarah

Asiyah binti Muzahim: Meneguhkan Tauhid di Tengah Cobaan

TATSQIF ONLINE – Asiyah binti Muzahim merupakan istri Fir’aun, yang memiliki keteguhan iman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Fir’aun adalah suami yang kejam, dia tega menyiksa istrinya dengan semena-mena, namun Asiyah tetap kokoh dalam keimanannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam Kitab Uqudulijain, Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi menggambarkan kisah yang menginspirasi tentang keutamaan tauhid yang dipraktikkan oleh Asiyah binti Muzahim. Asiyah, seorang wanita dari keturunan Bani Israil, memiliki kedalaman iman yang luar biasa. Saat Nabi Musa berhasil mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin teruji dan kokoh.

Dia tidak goyah, bahkan dalam menghadapi tekanan dari suaminya sendiri, Fir’aun, yang mengklaim dirinya sebagai tuhan. Keimanan Asiyah tidak hanya timbul akibat peristiwa tersebut, namun telah tertanam kuat dalam hatinya sejak lama. Kemenangan Nabi Musa atas tukang sihir Fir’aun hanyalah salah satu momen yang memperkuat keyakinannya.

Benih-benih iman dalam hati Asiyah mulai tampak ketika dia menemukan bayi Musa yang dihanyutkan di sungai. Meskipun Fir’aun dan para pembantunya ingin membunuh bayi tersebut, Asiyah memohon kepada suaminya untuk tidak melakukannya. Bahkan, dia mengusulkan untuk menjadikan bayi itu anak angkat.

Ketika Fir’aun mengetahui bahwa istrinya beriman kepada Allah SWT, maka dia murka kepada wanita itu, dan mengancam untuk membunuhnya. Kemudian suami yang kejam ini keluar, dan berkata kepada kaumnya, “Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah binti Muzahim?” Mereka menyanjungnya. Fir’aun kemudian berkata lagi, “Sesungguhnya dia menyembah Tuhan selainku.” Mereka berkata, “Bunuhlah dia!” 

Asiyah menolak dengan tegas untuk menyatakan Fir’aun sebagai tuhan, meskipun itu berarti menghadapi ancaman dan tekanan yang tak terbayangkan. Wanita ini sangat tabah dalam menghadapi siksaan yang sangat berat dari suaminya sendiri, dan menjadi contoh serta tauladan karena kesabarannya dalam menghadapi kesulitan. 

Berkat ketabahan dan keteguhan Asiyah berpegang pada ajaran tauhid, dia diberi perlindungan dan kemuliaan dari Allah SWT, dan mengabadikan kisahnya dalam Alquran surat At-Tahrim ayat 11 yang berbunyi:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

Artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun. Ketika dia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga serta selamatkan aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.”

Ayat ini menggambarkan keutamaan iman Asiyah binti Muzahim. Di tengah deraan siksa yang semakin kejam, dia memohon kepada Allah untuk memberikan rumah di surga dan menyelamatkannya dari Fir’aun dan kezaliman yang dilakukannya.

Allah SWT memenuhi permohonan Asiyah dan menunjukkan kepadanya rumah yang akan menjadi tempat kediamannya di surga menjelang ajalnya.

Hal ini menunjukkan keteguhan iman Asiyah dalam menghadapi cobaan dan kezaliman, serta keyakinannya bahwa Allah senantiasa melindungi hamba-Nya yang beriman.

Baca Juga: Profil Ibnu ‘Arafah, Mufassir Terkemuka dari Tunisia

Fir’aun adalah raja yang paling kufur karena mengklaim dirinya sebagai Rabb yang maha tinggi, serta membuat undang-undang untuk membunuh bayi laki-laki. Di sisi lain, Asiyah berbeda dengan suaminya yang sombong, kejam, dan kufur. Dia adalah seorang wanita yang memiliki hati lembut dan penuh belas kasihan, terutama kepada anak-anak kecil.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat 9 berikut ini:

وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Artinya: “Dan istri Fir’aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.” 

Ayat ini menggambarkan kelembutan dan belas kasihan hati Asiyah, istri Fir’aun, ketika dia menemukan bayi Musa yang ditemukan di sungai. Ketika Fir’aun dan para pembantunya ingin membunuh bayi tersebut, Asiyah menyampaikan bahwa bayi tersebut adalah sumber kebahagiaan bagi dirinya dan Fir’aun serta bermanfaat bagi mereka. Dia mengusulkan untuk tidak membunuh bayi tersebut, berharap bahwa bayi itu akan memberikan manfaat bagi mereka atau bisa diangkat sebagai anak.

Asiyah menunjukkan kelembutan hatinya dan kepeduliannya terhadap bayi yang tidak bersalah tersebut, meskipun dia mengetahui bahwa bayi itu sebenarnya adalah keturunan Bani Israil yang akan menantang kekuasaan Fir’aun di masa depan. Ayat ini juga mencerminkan ketidaktahuan Fir’aun dan para pembantunya tentang identitas sebenarnya dari bayi tersebut.

Kisah Asiyah menginspirasi banyak orang karena keteguhan iman dan keberaniannya dalam menghadapi kezaliman. Keberaniannya dalam mempertahankan tauhid mengilhami banyak orang, dan menjadi bukti nyata bahwa keteguhan iman dapat melawan segala bentuk kezaliman dan penindasan.

Dia menjadi teladan bagi semua orang, terutama dalam mempertahankan tauhid dalam segala situasi dan kondisi. Kisahnya yang abadi dalam Al-Qur’an menjadi bukti bahwa keimanan yang kokoh dapat memberikan kekuatan untuk menghadapi segala ujian dan godaan dunia.

Wallahu A’lam
Oleh Suningsih (Mahasiswa UIN SYAHADA Padangsidimpuan)

  • Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

    Lihat semua pos Lecturer
  • Mahasiswa yang aktif di bidang kepenulisan, kreatif, dan selalu semangat untuk menggali potensi diri.

    Lihat semua pos

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk