Aqsamul Qur’an: Ilmu Penting dalam Memahami Firman Allah SWT
TATSQIF ONLINE – Ilmu Aqsamul Qur’an, atau studi tentang pola dan bentuk-bentuk sumpah dalam Al-Qur’an, adalah salah satu cabang ilmu dalam bidang ulum al-Qur’an. Ilmu ini mempelajari bagaimana Allah menyampaikan pesan-Nya melalui sumpah-sumpah yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Konsep ini memungkinkan para pembaca Al-Qur’an untuk lebih memahami kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, serta pesan-pesan yang ingin Dia sampaikan melalui berbagai bentuk sumpah yang digunakan-Nya.
Kata aqsam merupakan bentuk jamak dari qasam, yang berarti sumpah. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan qasam. Adapun maksud penggunaan qasam/aqsam adalah untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang memiliki posisi lebih tinggi menggunakan huruf wawu, ba, atau lam. Dalam Ulum Al-Qur’an, masalah ini menjadi bab tersendiri yang biasa disebut dengan Aqsam Al-Qur’an.
Bersumpah adalah mengucapkan kalimat sumpah, yang merupakan salah satu upaya manusia dalam meyakinkan orang lain bahwa dia berada di atas kebenaran. Dengan pengucapan sumpah, orang lain yang semula ragu atau tidak percaya akan menjadi percaya dan yakin terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Oleh karena itu, bersumpah boleh disebut sebagai mekanisme penting dalam berkomunikasi antar sesama manusia.
Secara istilah, aqsamul Qur’an secara istilah adalah mengikatkan jiwa (hati) untuk tidak melakukan suatu perbuatan atau untuk melakukannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang digunakan oleh orang yang bersumpah, baik secara nyata maupun keyakinan saja. Aqsamul Qur’an adalah sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an, dan setiap sumpah dalam kitab suci ini mempunyai bentuk atau faedah yang berbeda-beda.
Macam-Macam Qasam dan Shigohnya
Kata sumpah dalam Al-Qur’an menggunakan lafaz yang berbeda-beda. Namun, secara umum qasam (sumpah) dalam Al-Qur’an terbagi menjadi dua macam. Berikut penjelasannya:
Sumpah yang Tampak
Sumpah yang tampak adalah sumpah yang menggunakan fi’il qasam dan dimutaadikan dengan ba’. Contohnya terdapat dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 38:
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ
Artinya: “Dan mereka bersumpah menyebut Allah SWT dengan sebenar-benar sumpah mereka.”
Pada Alquran surah Al-Qiyamah ayat 1 terdapat juga sumpah dengan pola di atas:
لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ
Artinya: “Aku bersumpah dengan hari kiamat.”
Sumpah secara Tersembunyi
Sumpah yang tidak tampak padanya fi’il qasam melainkan hanya menampilkan lam taukid yang bergabung dengan jawabul qasam atau muqsam alaih. Hal ini terdapat dalam Alquran surah Ali Imran ayat 186:
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ
Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.”
Ada juga sumpah yang tidak tampak fi’il sumpahnya, biasanya diganti dengan huruf wawu dan jumlah sumpah dengan huruf ini sangat banyak dalam Al-Qur’an surah Al-Lail ayat 1:
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ
Artinya: “Demi malam apabila menutupi cahaya (siang).”
Rukun-Rukun Aqsamul Qur’an
Sighot qasam yang asli terdiri dari tiga rukun:
1. Fi’il Qasam
Fi’il qasam yang dimuta’addikan dengan huruf ba’. Dalam percakapan sehari-hari atau dalam ayat Al-Qur’an, sumpah ini tidak selalu mencakup rukun tersebut secara lengkap.
Kadang-kadang fi’il qasamnya dibuang atau tidak disebutkan, tetapi dalam Al-Qur’an, penggunaan huruf ba’ ini hanya terjadi jika fi’il qasamnya disebutkan. Contohnya dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 53:
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ
Bahkan terkadang huruf ba’ diganti dengan wawu, seperti dalam surat Al-Lail ayat 1:
والّيْلِ اِذَا يَغْشى
Atau diganti dengan huruf ta’, seperti dalam surat Al-Anbiya’ ayat 57:
تَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ
Sumpah yang menggunakan wau ini tidak perlu menggunakan lafaz aqsama, ahlafa. Sebaliknya, huruf itu harus digunakan dengan kata yang jelas, bukan pengganti.
2. Muqsam Bih (Penguat Sumpah)
Sumpah harus diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Misalnya dengan menggunakan lafaz Allah seperti yang dicontohkan dalam surat Yunus ayat 53:
وَيَسْتَنْۢبِـُٔوْنَكَ اَحَقٌّ هُوَۗ قُلْ اِيْ وَرَبِّيْٓ اِنَّهٗ لَحَقٌّۗ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنࣖ
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: ‘Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?’ Katakanlah: ‘Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya).“
3. Muqsam ‘Alaihi (Berita yang Diperkuat dengan Sumpah)
Ucapan yang ingin diterima atau dipercayai orang yang mendengar, lalu diperkuat dengan sumpah tersebut. Misalnya dalam Alquran surah Adz-Dzariyat 1-6:
وَالذّٰرِيٰتِ ذَرْوًاۙ فَالْحٰمِلٰتِ وِقْرًاۙ فَالْجٰرِيٰتِ يُسْرًاۙ فَالْمُقَسِّمٰتِ اَمْرًاۙ اِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَصَادِقٌۙ وَّاِنَّ الدِّيْنَ لَوَاقِعٌۗ
Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat, dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.”
Dengan memahami Aqsamul Qur’an, kita dapat lebih menghayati dan memahami berbagai macam sumpah dalam Al-Qur’an, serta maksud dan tujuannya. Ini adalah salah satu cara untuk memperdalam pengetahuan dan iman kita terhadap firman-firman Allah SWT.
Allah Bersumpah dengan Nama Makhluk
Melansir dari laman Nahdhatul Ulama, bahwa dalam Al-Qur’an, Allah sering bersumpah dengan makhluk, seperti dalam surat As-Syams ayat 1, Al-Lail ayat 1, dan At-Tin ayat 1. Allah bersumpah demi matahari, malam, dan buah tin serta zaitun.
Manusia haram bersumpah dengan selain Allah, namun Allah bebas bersumpah dengan apa pun yang Dia kehendaki. Imam Az-Zarkazy dalam kitab Al-Burhan memberikan tiga alasan mengapa Allah bersumpah dengan makhluk:
1. Kata rabb (Tuhan) dihilangkan dalam sumpah, sehingga sebenarnya berarti “Demi Tuhannya matahari”.
2. Al-Qur’an menggunakan sumpah yang dikenal oleh orang Arab untuk menguatkan pesan.
3. Allah bersumpah dengan makhluk untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Penciptanya, menegaskan keagungan-Nya.
Ibnu Khalawaih menambahkan bahwa sumpah ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan semua makhluk. Selain itu, sumpah dengan sesuatu bisa karena keutamaan atau kemanfaatannya. Misalnya, dalam surat At-Tin, Allah bersumpah dengan buah tin dan zaitun karena keutamaan dan manfaatnya.
Imam As-Suyuti menambahkan bahwa menyebut makhluk dalam sumpah mengimplikasikan penyebutan Penciptanya. Syekh Manna’ Al-Qatthan menjelaskan bahwa sumpah Allah dengan makhluk-Nya menunjukkan adanya Sang Pencipta dan keutamaan serta manfaat makhluk tersebut untuk diambil pelajaran oleh manusia.
Kesimpulannya, Allah bebas bersumpah dengan makhluk karena semua adalah ciptaan-Nya, sedangkan manusia haram bersumpah dengan selain Allah untuk menghindari perbuatan syirik.
Wallahu A’lam
Oleh Nur Hadawiyah Siregar (Mahasiswa UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
bagaimana aqsamul Qur’an mempengaruhi pemahaman kita tentang ajaran Allah
Bagaimana ilmu ushul al-fiqh mempengaruhi pemahaman Firman Allah SWT?
Apakah ada kata aqsam ul-quran yg tidak menggunakan huruf waw, ba, atau lam?
Bagaimana pandangan para ulama terhadap penggunaan sumpah (qasam) dalam Al-Qur’an? Apakah ada perbedaan pendapat di antara mereka, dan jika ada, apa dasar dari perbedaan tersebut?
Apa tujuan dari qasam sumpah yang di sebutkan dalam surah at-tin?
Bagaimana cara kita mengetahui bahwa surah itu memiliki aqsamul qur an ?
Apa saja manfaat yang dapat diambil dengan adanya aqsamul qur’an dlm tafsir dan berikan contohnya
apa saja contoh aqsām al-Quran yang paling terkenal
Apakah ada sumpah dalam Al-Qur’an yang ditujukan untuk orang orang tertentu atau peristiwa tertentu?
mengapa qasam penting dalam memperkuat kebenaran wahyu al-Quran?
Apa saja manfaat yang dapat kita ambil dengan adanya aqsamul Qur’an
Mengapa allah swt bersumpah dalam al quran dalam al quran,padahal ia adalah tuhan yg maha besar?
bagaimana qasam mempengaruhi pemahaman manusia tentang kebenaran?
Bentuk kalimat Qasam yang digunakan dalam Al Qur an ada berapa?kemudian tolong jelaskan fungsi dari kalimat2 qasam tersebut!
Apabila rukun aqsamul Qur’an salah satunya tidak terpenuhi,apakah sumpahnya masih di kategorikan sah?